Rabu, 26 Desember 2018
MENDETEKSI POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI RAPOR SEKOLAH
-Tips bagi orangtua cara membaca Raport sekolah-
✏✏✏✏✏✏✏✏
Ayah bunda yang dirahmati oleh Allah,
Bulan Desember adalah penerimaan raport buat para putra-putri kita.
Kami ikut bahagia di hari yang penuh ceria ini, dan ijinkan kami berbagi tips buat bapak/ibu semua.
tips berikut barangkali memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda. Namun jika perspektifnya sama, alhamdulillah.
Yg utama semoga bermanfaat untuk kita semua.
Raport adalah Progress Report Pembelajaran laporan perkembangan ananda selama satu semester dalam menempuh seperangkat materi pelajaran dan BUKAN hasil akhir
Oleh karenanya saat menerima raport lakukan hal2 berikut :
1. Tutup raport terlebih dulu !. Tanyakan kpd ananda Pelajaran apa yg ia sukai dan siapakah guru yg ia sukai.
Ini akan berpengaruh terhadap nilai di dalam raport.
Belajar adalah hasil kerja mental emosional (EQ) yg kemudian mengarahkan kemampuan kognitif nya (IQ) untuk meresponnya untuk memperoleh nilai2 belajar.
2. Buka raport. Fokus kepada nilai TERTINGGI yg ada di raport.
Coba cek adakah signifikansi dg pelajaran yg diminati anak dan guru nya yg dia sukai.
Sekali lagi
FOKUS lah kepada NILAI TERTINGGI karena disitulah KELEBIHAN ananda. Itulah Anugerah terindah dari Tuhan Alloh yg diberikan. Terima dan Syukuri !
Berikan senyuman dan ucapan dg kalimat yg berisi pujian, apresiasi dan penghargaan dg tulus kpd ananda atas prestasinya.
3. Perhatikan nilai nilai yg tertinggi dan nilai nilai pelajaran yg rendah.
Perhatikan pembagian secara sederhana untuk memudahkan memetakan Oka (otak kanan) dan Oki (otak kiri)
kelompok pelajaran otak kiri (matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik dll)
Otak Kanan ( bahasa, seni,IPS,
Jika Ananda dominannya di Oki maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kiri. Demikian sebaliknya.
Raport Ini juga bermanfaat u deteksi kecerdasan sekaligus penjurusan !!!
Jangan sekali kali memaksakan anak yg dominan di pelajaran otak kanan, misalnya, untuk kuliah / sekolah menengah di jurusan golongan otak kiri semisal Matematika, IPA , kedokteran, teknik dll .
Selain kasihan kepada anak, karena menjadi beban, juga kecerdasan anak memang bukan disitu,akhirnya hasilnya/prestasiny menjadi kurang maksimal.
4. Tanyakan kepada ananda, nilai pelajaran apa yg rendah, mengapa bisa terjadi dan bagaimana solusinya untuk selanjutnya !
Ini sekaligus berguna bagi penguatan fondasi jiwa dan mental anak.
Melatih anak agar ia menerima diri apa adanya. Memaafkan diri dan ikhlas atas kekurangan kita sbg hamba Alloh yg lemah, kurang, sehingga memotivasi diri untuk memperbaiki.
Kecerdasan spiritual (SQ) dan keimanan yg kokoh dibangun dg melihat diri bahwa manusia memiliki sekian banyak KELEBIHAN sekaligus KELEMAHANNYA...!
Maka latihlah ananda untuk belajar menerima diri apa adanya.
5. Jangan sekali kali MEMBANDING BANDINGKAN dg anak lain! Karena anak anda adalah unik, berbeda dan HANYA SATU DI DUNIA tidak ada duanya.
Alloh sdh memberi Fitroh terbaik !
bakat, minat, kecerdasan, modalitas belajar dan potensi yg khas yg berbeda dg anak lain.
So Jangan dibandingkan !!! Karena putra putri Anda Tidak ada bandinganya.
Tulisan dari sahabat berikut ini juga layak untuk diperhatikan :
1. BERHENTILAH anda memamerkan ranking puta-putri anda!
Yang TERPENTING dari Pendidikan itu BUKAN ranking.
Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda:
• mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan
• bisa berpikir logis
• tahu nilai-2 benar & salah
• mampu mengembangkan bakatnya, dan
• punya semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin & konsisten.
2. BERHENTILAH anda menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan !
Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya TIDAK !!
• Saat anak anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk.
• Saat anak anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya.
• Saat anak anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas
• Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik
• Saat anak anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup.
Dan ini semua tidak bisa diranking.
Jika anda fokus pada ranking maka anda akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan.
Kalau anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” anda adalah, usahakan anak anda SELALU naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya.
Terakhir,
Maknai nilai raport anak anda HANYA sebagai SALAH SATU indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul ...
Semoga dg raportan yg bapak ibu terima, semakin memotivasi untuk tumbuh kembangnya potensi dan kecerdasan serta bakat minat ananda !
Raportan bukan Raport Amal Baik dan Buruk Hari Akhir, bukan!!!
Buku Raport ananda bukan catatan amal baik dan buruk hari akhir nanti, yg tidak bisa diperbaiki.
Raport bukan hasil akhir, ia adalah catatan hasil belajar ananda yg masih bisa dievaluasi dan diperbaiki !
Semoga Alloh menganugerahkan kesolehan dan berkenan mencerdaskan anak kita semua, yg mana kecerdasannya itu dijaga oleh Nya
Aamiin
Semoga bermanfaat๐
Senin, 26 November 2018
MOTIVASI DARI SEORANG GURU KE MURIDNYA
sebuah renungan
Seorang Guru membuat garis sepanjang 1m di papan tulis, lalu berkata :
"Anak2, coba perpendek garis ini!"
Anak pertama maju ke depan, ia menghapus 20 cm dari garis itu menjadi 80 cm.
Sang Guru mempersilakan anak ke 2 Ia pun melakukan hal yang sama, sekarang garisnya tinggal 60 cm.
Anak ke 3 & ke 4 pun maju kedepan melakukan hal yang sama, hingga garis itu tinggal 20 cm.
Terakhir, seorang anak yang bijak maju kedepan. Ia tidak mengurangi garis yang sudah tinggal 20 cm, namun membuat garis baru sepanjang 120 cm, lebih panjang dr garis yg pertama
Sang Guru menepuk bahunya,
"Kamu memang bijak, untuk membuat garis itu menjadi pendek, tak perlu menghapusnya, cukup membuat garis lain yg lebih panjang, maka garis pertama akan menjadi lebih pendek dgn sendirinya."
Pesan Moral nya :
Untuk menjadi yang terbaik tak perlu menjatuhkan, menyingkirkan atau menjelekkan pihak lain. Cukup lakukan kebaikan yang lebih baik secara konsisten.
Biarkan waktu yang akan membuktikan kualitas kita.
"Permata akan tetap bersinar meskipun terpendam dalam lumpur yang gelap pekat."
*"Majulah Tanpa Menyingkirkan, Naiklah Tinggi Tanpa Menjatuhkan, Jadilah Baik Tanpa Harus Menjelekkan dan Jadilah Benar Tanpa Harus Menyalahkan Orang Lain"
Selamat hari Guru untuk bapak/ibu guru kita semua๐๐๐๐๐
Seorang Guru membuat garis sepanjang 1m di papan tulis, lalu berkata :
"Anak2, coba perpendek garis ini!"
Anak pertama maju ke depan, ia menghapus 20 cm dari garis itu menjadi 80 cm.
Sang Guru mempersilakan anak ke 2 Ia pun melakukan hal yang sama, sekarang garisnya tinggal 60 cm.
Anak ke 3 & ke 4 pun maju kedepan melakukan hal yang sama, hingga garis itu tinggal 20 cm.
Terakhir, seorang anak yang bijak maju kedepan. Ia tidak mengurangi garis yang sudah tinggal 20 cm, namun membuat garis baru sepanjang 120 cm, lebih panjang dr garis yg pertama
Sang Guru menepuk bahunya,
"Kamu memang bijak, untuk membuat garis itu menjadi pendek, tak perlu menghapusnya, cukup membuat garis lain yg lebih panjang, maka garis pertama akan menjadi lebih pendek dgn sendirinya."
Pesan Moral nya :
Untuk menjadi yang terbaik tak perlu menjatuhkan, menyingkirkan atau menjelekkan pihak lain. Cukup lakukan kebaikan yang lebih baik secara konsisten.
Biarkan waktu yang akan membuktikan kualitas kita.
"Permata akan tetap bersinar meskipun terpendam dalam lumpur yang gelap pekat."
*"Majulah Tanpa Menyingkirkan, Naiklah Tinggi Tanpa Menjatuhkan, Jadilah Baik Tanpa Harus Menjelekkan dan Jadilah Benar Tanpa Harus Menyalahkan Orang Lain"
Selamat hari Guru untuk bapak/ibu guru kita semua๐๐๐๐๐
Senin, 19 November 2018
7 KEBIASAAN AGAR BERKONDISI BAIK
1. KEBIASAAN BERSYUKUR.
Bersyukur adalah kebalikan dari mengeluh. Dengan mengeluh,
beban batin makin berat, batin makin tidak tenang, fokus hidup tertuju pada
masalah-masalah, bukan pada upaya perbaikan. Jadi jangan hanya mengeluh. Hellen
Keller yang terkenal itu, yang buta tuli sejak umur 2 thn, membuat pernyataan
syukur sbb: "Aku bersyukur atas cacat yang kualami karena melalui cacatku
ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku." Dengan bersyukur,
bathin lebih tenang, fokus hidup tertuju pada upaya-upaya perbaikan, agar nasib
jadi lebih baik.
2. KEBIASAAN BERPIKIR POSITIF.
Berpikir negatif sebagai antisipasi adalah sesungguhnya
berpikir positif karena sejak awal ditujukan untuk kepositifan. Sedangkan
berpikir negatif berawal dan berujung kenegatifan. Pikiran itu seperti tanah.
Positif atau negatif itu seperti benih. Menanam benih positif pada pikiran
menghasilkan ucapan dan tindakan positif, yang berlanjut pada
kebiasaan-kebiasaan positif, karakter positif dan nasib positif.
3. KEBIASAAN BEREMPATI.
Berempati adalah kebalikan dari keegoisan. Biasakan
menempatkan diri pada posisi orang lain, belajar melakukan apa yang anda ingin
orang lain lakukan kepada anda, maka nasib baik lebih mudah hadir pada anda.
4. KEBIASAAN MENDAHULUKAN YANG PENTING.
Jangan biarkan diri terjebak pada hal-hal tidak penting,
sehingga hal-hal penting terabaikan. Kebiasaan mendahulukan yang penting
membuat hidup lebih efektif dan produktif sehingga memberi peluang lebih besar
nasib baik terjadi.
5. KEBIASAAN BERTINDAK.
Banyak orang bermimpi, tapi tidak bertindak. Orang-orang
sukses bertindak, bahkan berkali-kali sebelum mereka sukses. Tak akan ada hasil
tanpa tindakan. Dengan bertindak, nasib baik lebih berpeluang besar terjadi
dalam hidup.
6. KEBIASAAN MENABUR KEBAIKAN
Prinsip tabur tuai berlaku dalam kehidupan. Jika tidak ingin
menuai keburukan, tabur kebaikan. Jika ingin nasib baik, tabur kebaikan.
7. KEBIASAAN JUJUR
Dengan jujur pada diri sendiri dan orang lain, hidup lebih
nyaman dan dipenuhi kebaikan. Kalaupun kebaikan belum datang, nasib baik belum
datang, namun musibah sudah menjauh.
Jumat, 16 November 2018
HAL KECIL, YANG DIBIASAKAN MENJADI SEBUAH KEPEDULIAN
Kisah berikut ini adalah tentang apa yang terjadi di rumah tangga. . .
Seorang putra tidak suka tinggal di rumah, karena Ayah dan Ibunya selalu ‘ngomel’; ia tak suka bila Ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini. . .
"Nak, kalau keluar kamar matikan kipas anginnya."
“Matikan TV, jangan biarkan hidup tapi tak ada yang menonton.
“Simpan pena di tempatnya, yang jatuh ke kolong meja ”
Tiap hari dia harus ta'at pada hal-hal ini sejak kecil, saat bersama keluarga di rumah.
Maka tibalah hari ini, saat dia menerima panggilan untuk wawancara kerja. . .
“Dalam hati dia berkata: "Begitu mendapat pekerjaan, saya akan sewa rumah sendiri. Tidak akan ada lagi omelan Ibu dan Ayah," begitu pikirnya.
Ketika hendak pergi untuk interview, Ayahnya berpesan:
“Nak, jawablah pertanyaan yang diajukan tanpa ragu-ragu.
Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, katakan sejujurnya dengan percaya diri. . .” Ayahnya memberinya uang lebih banyak dari ongkos yang dibutuhkan untuk menghadiri wawancara. . .
Setiba di pusat wawancara, diperhatikannya bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang. Meskipun pintunya terbuka, grendelnya menonjol keluar, dan bisa membuat yang lewat pintu itu menabrak atau bajunya tersangkut grendel
Dia geser grendel ke posisi yang benar, menutup pintu dan
masuk menuju kantor.
Di kedua sisi jalan dia lihat tanaman bunga yang indah. Tapi ada air mengalir dari selang dan tidak ada seorang pun disekitar situ. Air meluap ke jalan setapak.
Diangkatnya selang dan diletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melanjutkan kembali langkahnya.
Tak ada seorang pun di area Resepsionis. Namun, ada petunjuk bahwa wawancara di lantai dua. . . Dia perlahan menaiki tangga.
Lampu yang dinyalakan semalam masih menyala, padahal sudah pukul 10 pagi. Peringatan Ayahnya terngiang di telinganya: "Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu !" Dia merasa agak jengkel oleh pikiran itu, namun dia tetap mencari saklar dan mematikan lampu.
Di lantai atas di aula besar dia lihat banyak calon duduk menunggu giliran.
Melihat banyaknya pelamar, dia bertanya-tanya, apakah masih ada peluang baginya untuk diterima ?
Diapun menuju aula dengan sedikit gentar dan menginjak karpet dekat pintu bertuliskan "Selamat Datang" .
Diperhatikannya bahwa karpet itu terbalik. Spontan saja dia betulkan, walau dengan sedikit kesal.
Dilihatnya di beberapa baris di depan banyak yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong,
Terdengar suara kipas angin, Dimatikanya kipas yang tidak dimanfaatkan dan duduk di salah satu kursi yang kosong. . .
Banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain. Sehingga tidak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.
Tibalah gilirannya, Dia masuk dan berdiri di hadapan pewawancara dengan agak gemetar dan pesimis. . .
Sesampainya di depan meja, pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya langsung berkata "Kapan Anda bisa mulai bekerja ?"
Dia terkejut dan berpikir, "apakah ini pertanyaan jebakan, atau tanda bahwa telah diterima untuk bekerja disitu ?"
Dia bingung.
Apa yang Anda pikirkan ?" tanya sang Boss lalu melanjutkan: "Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini.
Sebab hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan, kami tak akan dapat menilai siapa pun.
Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut. . .
Kami melakukan tes tertentu berdasarkan sikap para calon. . .
Kami mengamati setiap orang melalui CCTV, apa saja yang dilakukannya ketika melihat grendel di pintu, selang air yang mengalir, keset "selamat datang", yang terbalik, kipas atau lampu yang tak perlu. . .
Anda satu-satunya yang melakukan. Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda ”
Hatinya terharu, dia ingat Ayahnya. . .
Dia yang selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan Ibu dan Ayahnya. Kini dia menyadari bahwa justru omelan dan disiplin yang ditanamkan orang tuanyalah yang membuatnya diterima pada perusahaan yang diinginkannya. . .
Kekesalan dan kemarahan pada Ayahnya seketika sirna. . .
. . . hanya Anda satu-satunya yang melakukan apa yang kami harapkan dari seorang Manajer, maka kami putuskan menerima Anda bekerja disini. . .
Ayah, ma'afkan anakmu, bisiknya dalam hati penuh rasa haru dan bersyukur.
Dia akan minta maaf kepada Ayahnya, dia akan ajak Ayahnya melihat tempat kerjanya. . .
Dia pulang ke rumah dengan bahagia. . .
Apapun yang orang tua katakan pada anaknya, adalah demi kebaikan anak-anak itu sendiri, untuk menyiapkan masa depan yang baik !
"Batu karang tidak akan menjadi patung yang indah bernilai tinggi, jika tidak dapat menahan rasa sakit saat pahat bekerja memotongnya".
Untuk menjadi pribadi yang indah, kita perlu menerima dan mematuhi nasehat yang baik.
Kebiasaan baik akan muncul dari perilaku buruk yang dipahat dan dibuang dari diri kita. . .
Ibu menggendong anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur. . .
Tetapi Ayah mengangkat anak dan mendudukkan di pundaknya untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa dilihat anaknya. . .
Ayah dan Ibu adalah pahlawan
yang kasih sayangnya, seperti layaknya guru yang mendampingi anak didiknya sepanjang kehidupan. . .
Perlakukanlah orang tua sebaik-
baiknya, agar jadi contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi, yang menerima estafet kehidupan. . .
*untuk dibagikan ke orang tua dan anak-anak tercinta. . .
Semoga bermanfaat
Selasa, 06 November 2018
FROM GREAT PERFORMER TO GREAT LEADER
(Belajar dari Freddie Mercury dan Queen)
Minggu lalu saya sempat menonton film “Bohemian Rhapsody” bersama belasan sahabat saya. Menarik dan menyenangkan sekali melihat film bersama teman yang seusia (kami dulu pernah kuliah bersama di ITB angkatan 1986), dan mempunyai selera musik yang sama. Kami begitu excited bahkan kami menyablon kaos bertuliskan Queen. Kebayang betapa semangatnya kami pada saat film itu menampilkan replika concert concert Live-Aid Wimbledon 1985 (yang dihadiri 70,000 orang) di Imax theatre! A great experience.
Film itu sendiri membahas tentang Queen, band yang mendunia di masa lalu, dengan lead vocalnya, Freddie Mercury (lahir sebagai Farrokh Bulsara). Di situ terlihat betapa dominannya peran seorang Freddie Mercury, sehingga fans pun mulai confused apakah mereka sebenarnya mencintai Queen atau mencintai Freddie Mercury. Bahkan akhirnya Freddie Mercury pun sempat membuat beberapa solo album. Puncaknya adalah pada saat akhirnya Freddie Mercury meninggal dunia, Queen pun mulai kehilangan rohnya , dan kharismanya pun meredup perlahan-lahan.
Ternyata banyak organisasi seperti itu. Real Madrid baru saja terpuruk setelah ditinggalkan Ronaldo ke Juventus. Manchester United sedang terseok-seok di papan tengah setelah ditinggalkan Alex Fergusson yang pensiun.
Dan sebenarnya hal yang sama terjadi di dunia bisnis.
GE performance turun sejak kehilangan Jack Welch. Nokia kehilangan rohnya sejak Jorma Ollila turun tahta.
Apple sedang diuji apakah mereka akan terus sukses semenjak ditinggalkan Steve Jobs. Dan Alibaba akan diuji karena Jack Ma baru saja mengumumkan bahwa dia turun tahta.
Jangan-jangan hal yang sama sedang terjadi pada anda dan tim yang anda pimpin.
Hal ini sering terjadi karena memang “menjadi leader itu ternyata berat” (biar aku saja, kata Dilan, he..he..he).
Pada saat anda (dan tim anda perform) semua orang sering terpukau dan kagum kepada anda (sebagai leadernya). Banyak yang lupa bahwa tanpa peran teamnya , seorang leader (sepinter apapun dia), tidak akan mampu berbuat apa-apa. Seperti halnya Jacky Chan yang tak akan mampu beracting (tanpa puluhan stunt man-nya).
Sindroma ini pun dialami oleh Queen. Seharusnya mereka benar-benar menjadi sebuah tim yang solid dan tidak bergantung hanya kepada Freddie Mercury.
Mestinya they rely to everybody in the team, and consider them as equally important.
Well, good bye Queen. Kami masih mendengarkan lagu-lagu kalian, tetapi tak akan ada lagi lagu baru yang kalian ciptakan atau kalian luncurkan.
Leadernya Queen, Nokia, Manchester United, Real Madrid, GE, adalah contoh-contoh leader yang tidak mampu mengubah phenomena “great performer” menjadi “great leader”.
Pada saat anda menjadi leader, fokusnya bukan pada anda, fokusnya pada team anda dan organiasasi anda.
Anda tidak akan selamanya berada di team itu (atau di organisasi itu). Apakah anda rela bahwa waktu anda tidak ada di situ lagi, kemudian teamnya (atau organisasinya) akan runtuh berantakan?
Credibility anda sebagai leader tidak hanya ditentukan pada saat anda masih memimpin, tetapi juga pada saat anda tidak ada di situ lagi.
Apakah anda menyiapkan sistem yang kokoh? Apakah anda mendidik calon pengganti anda? Dan apakah anda memastikan bahwa semuanya akan berjalan dengan baik setelah anda tidak di situ lagi?
Tanggung jawab seorang leader bukan hanya untuk mengembangkan bisnisnya, tetapi juga untuk mengembangkan teamnya. Dua-duanya sama penting!
Berarti sudah saatnya kita semua mengembangkan diri kita dari hanya sekedar “great individu”, menjadi “great leader”.
How to do it? Lets follow the recommendation bellow....
a) REDUCE YOUR EGO
First thing first, kurangi ego anda. Sebagai seorang leader anda tidak menjadikan kesuksesan anda pribadi sebagai yang paling penting. Yang paling penting adalah kesuksesan tim anda dan kesuksesan bisnis anda. Jangan khawatir, nanti kesuksesan anda akan datang sendiri setelah kedua hal itu terjadi.
b) FIND COMMON PURPOSE
Temukan purpose yang sama. Temukan objective yang sama. Yang akan membuat tim anda selalu bersama sama dalam suka maupun duka. Tetap bertahan meskipun banyak tantangan dan hambatan, karena ada sesuatu yang akan dicapai bersama di balik masa-masa sulit itu.
c) IDENTIFY THE COMPLEMENTARY SKILLS SET
Catat skills yang dimiliki oleh setiap team member. Idealnya skills set para team member itu saling melengkapi. Jadi memang team itu mengandalkan kemampuan setiap anggota karena keunikan mereka masing-masing. Di sinilah kita saling menghargai karena kemampuan setiap anggota yang tidak dimiliki oleh anggota yang lain.
d) IDENTIFY YOUR POTENTIAL SUCCESSORS, DEVELOP THEM
Evaluasi mereka , tentukan siapa yang akan bisa menggantikan anda. Kembangkan , didik , latih dan jadilah coach yang baik bagi mereka.
Ingat pada saat anda individual performer anda dilihat dari performance anda. Pada saat anda menjadi leader, anda dilihat dari performance bisnis dan kemampuan anda mengembangkan tim anda.
e) CELEBRATE EVERY SINGLE SUCCESS
Last but not least, jangan lupa , celebrate every single success together. Jangan tunggu sampai akhir perjalanan, masih terlalu panjang.
Make every quick win counts, celebrate with them.
Jadi ingat ya, to transform ourselves from a great performer to a great leader, lets consider implementing the 5 steps bellow:
a) REDUCE YOUR EGO
b) FIND COMMON PURPOSE
c) IDENTIFY THE COMPLEMENTARY SKILLS SET
d) IDENTIFY YOUR POTENTIAL SUCCESSORS, DEVELOP THEM
e) CELEBRATE EVERY SINGLE SUCCESS
Salam Hangat
Copas dari kiriman HRD Division Head pagi ini
(Belajar dari Freddie Mercury dan Queen)
Minggu lalu saya sempat menonton film “Bohemian Rhapsody” bersama belasan sahabat saya. Menarik dan menyenangkan sekali melihat film bersama teman yang seusia (kami dulu pernah kuliah bersama di ITB angkatan 1986), dan mempunyai selera musik yang sama. Kami begitu excited bahkan kami menyablon kaos bertuliskan Queen. Kebayang betapa semangatnya kami pada saat film itu menampilkan replika concert concert Live-Aid Wimbledon 1985 (yang dihadiri 70,000 orang) di Imax theatre! A great experience.
Film itu sendiri membahas tentang Queen, band yang mendunia di masa lalu, dengan lead vocalnya, Freddie Mercury (lahir sebagai Farrokh Bulsara). Di situ terlihat betapa dominannya peran seorang Freddie Mercury, sehingga fans pun mulai confused apakah mereka sebenarnya mencintai Queen atau mencintai Freddie Mercury. Bahkan akhirnya Freddie Mercury pun sempat membuat beberapa solo album. Puncaknya adalah pada saat akhirnya Freddie Mercury meninggal dunia, Queen pun mulai kehilangan rohnya , dan kharismanya pun meredup perlahan-lahan.
Ternyata banyak organisasi seperti itu. Real Madrid baru saja terpuruk setelah ditinggalkan Ronaldo ke Juventus. Manchester United sedang terseok-seok di papan tengah setelah ditinggalkan Alex Fergusson yang pensiun.
Dan sebenarnya hal yang sama terjadi di dunia bisnis.
GE performance turun sejak kehilangan Jack Welch. Nokia kehilangan rohnya sejak Jorma Ollila turun tahta.
Apple sedang diuji apakah mereka akan terus sukses semenjak ditinggalkan Steve Jobs. Dan Alibaba akan diuji karena Jack Ma baru saja mengumumkan bahwa dia turun tahta.
Jangan-jangan hal yang sama sedang terjadi pada anda dan tim yang anda pimpin.
Hal ini sering terjadi karena memang “menjadi leader itu ternyata berat” (biar aku saja, kata Dilan, he..he..he).
Pada saat anda (dan tim anda perform) semua orang sering terpukau dan kagum kepada anda (sebagai leadernya). Banyak yang lupa bahwa tanpa peran teamnya , seorang leader (sepinter apapun dia), tidak akan mampu berbuat apa-apa. Seperti halnya Jacky Chan yang tak akan mampu beracting (tanpa puluhan stunt man-nya).
Sindroma ini pun dialami oleh Queen. Seharusnya mereka benar-benar menjadi sebuah tim yang solid dan tidak bergantung hanya kepada Freddie Mercury.
Mestinya they rely to everybody in the team, and consider them as equally important.
Well, good bye Queen. Kami masih mendengarkan lagu-lagu kalian, tetapi tak akan ada lagi lagu baru yang kalian ciptakan atau kalian luncurkan.
Leadernya Queen, Nokia, Manchester United, Real Madrid, GE, adalah contoh-contoh leader yang tidak mampu mengubah phenomena “great performer” menjadi “great leader”.
Pada saat anda menjadi leader, fokusnya bukan pada anda, fokusnya pada team anda dan organiasasi anda.
Anda tidak akan selamanya berada di team itu (atau di organisasi itu). Apakah anda rela bahwa waktu anda tidak ada di situ lagi, kemudian teamnya (atau organisasinya) akan runtuh berantakan?
Credibility anda sebagai leader tidak hanya ditentukan pada saat anda masih memimpin, tetapi juga pada saat anda tidak ada di situ lagi.
Apakah anda menyiapkan sistem yang kokoh? Apakah anda mendidik calon pengganti anda? Dan apakah anda memastikan bahwa semuanya akan berjalan dengan baik setelah anda tidak di situ lagi?
Tanggung jawab seorang leader bukan hanya untuk mengembangkan bisnisnya, tetapi juga untuk mengembangkan teamnya. Dua-duanya sama penting!
Berarti sudah saatnya kita semua mengembangkan diri kita dari hanya sekedar “great individu”, menjadi “great leader”.
How to do it? Lets follow the recommendation bellow....
a) REDUCE YOUR EGO
First thing first, kurangi ego anda. Sebagai seorang leader anda tidak menjadikan kesuksesan anda pribadi sebagai yang paling penting. Yang paling penting adalah kesuksesan tim anda dan kesuksesan bisnis anda. Jangan khawatir, nanti kesuksesan anda akan datang sendiri setelah kedua hal itu terjadi.
b) FIND COMMON PURPOSE
Temukan purpose yang sama. Temukan objective yang sama. Yang akan membuat tim anda selalu bersama sama dalam suka maupun duka. Tetap bertahan meskipun banyak tantangan dan hambatan, karena ada sesuatu yang akan dicapai bersama di balik masa-masa sulit itu.
c) IDENTIFY THE COMPLEMENTARY SKILLS SET
Catat skills yang dimiliki oleh setiap team member. Idealnya skills set para team member itu saling melengkapi. Jadi memang team itu mengandalkan kemampuan setiap anggota karena keunikan mereka masing-masing. Di sinilah kita saling menghargai karena kemampuan setiap anggota yang tidak dimiliki oleh anggota yang lain.
d) IDENTIFY YOUR POTENTIAL SUCCESSORS, DEVELOP THEM
Evaluasi mereka , tentukan siapa yang akan bisa menggantikan anda. Kembangkan , didik , latih dan jadilah coach yang baik bagi mereka.
Ingat pada saat anda individual performer anda dilihat dari performance anda. Pada saat anda menjadi leader, anda dilihat dari performance bisnis dan kemampuan anda mengembangkan tim anda.
e) CELEBRATE EVERY SINGLE SUCCESS
Last but not least, jangan lupa , celebrate every single success together. Jangan tunggu sampai akhir perjalanan, masih terlalu panjang.
Make every quick win counts, celebrate with them.
Jadi ingat ya, to transform ourselves from a great performer to a great leader, lets consider implementing the 5 steps bellow:
a) REDUCE YOUR EGO
b) FIND COMMON PURPOSE
c) IDENTIFY THE COMPLEMENTARY SKILLS SET
d) IDENTIFY YOUR POTENTIAL SUCCESSORS, DEVELOP THEM
e) CELEBRATE EVERY SINGLE SUCCESS
Salam Hangat
Copas dari kiriman HRD Division Head pagi ini
Jumat, 26 Oktober 2018
BILA ALLAH TIDAK MENGHENDAKI KITA LAGI
Allah akan sibukkan kita dengan urusan dunia.
Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.
Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan perniagaan dan harta.
Allah akan sibukkan kita dengan urusan mengejar karir, pangkat dan jabatan.
Alangkah ruginya karena kesemuanya itu akan kita tinggalkan.
Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah Subhana Wa Ta'alla dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi, Tentu mereka akan memilih untuk memperbanyak amal ibadah.
Sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan bertarung mati-matian untuk merebut dunia, yang sudah jelas-jelas tidak bisa dibawa mati. Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah, beramal dan beribadah kepada Allah.
Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pangkat, harta, jabatan, rumah besar, mobil mewah.
Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu agama orang lain lebih dari kita. Kita tidak pernah cemburu melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita. Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain bangun di sepertiga malam, sholat tahajud dan bermunajat kepada Allah. Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain setiap hari sholat subuh berjamaah di masjid dekat rumah kita.
Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain ganti kendaraan dengan yang lebih mewah. Kita cemburu apabila melihat orang lain bisa setiap tahun liburan. Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain bergelimang harta, tahta dan Wanita. Cemburu karena dia bisa jadi gubernur, bupati ataupun Walikota. Tetapi jarang kita cemburu apabila melihat orang lain yang bisa khatam Al'Quran sebulan dua kali. kita jarang cemburu apabila melihat mualaf yang Faham isi AlQur'an. Kita jarang cemburu apabila melihat orang lain berbuat untuk menegakkan Akidah Islam. Kita jarang cemburu kepada orang yang berjihad di jalan Allah. Kita jarang cemburu kepada orang yang mewakafkan dirinya dan semua Hartanya dijalan Allah. Setiap kali menyambut hari ulang tahun, kita sibuk mau merayakan sebaik mungkin, tetapi kita telah lupa dengan bertambahnya umur kita. Maka panggilan Illahi makin bertambah dekat. Kita patut bermuhasabah mengenai persiapan ke satu perjalanan yang jauh, yang tidak akan kembali untuk selama-lamanya.
Karena Hidup di dunia menentukan kehidupan yg kekal nanti di akhirat.
Sesungguhnya MATI itu PASTI...
ALAM KUBUR itu BENAR...
HISAB itu BENAR...
MAHSYAR ALLAH itu BENAR...
SYURGA dan NERAKA itu BENAR...
Penyesalan itu selalu terlambat...
Menunda Taubat menunggu usia Tua... Itupun kalau masih sempat... Sebab syarat MATI ngak harus tua, ngak harus sakit ...
Penyelesaian masalah hidup adalah melalui iman dan amal.
Iman sebesar zarrah pun, Allah muliakan dgn syurga 100x dunia"
Lalu mengapa kita tak mau menambah bekal hidup kita dengan Iman, Ibadah dan Amalan baik...??? Mudah-mudahan hidup kita selamat di dunia dan Akhirat dan selalu bermanfaat untuk Ummat dan kita termasuk orang-orang yang Allah ridhoi, untuk masuk ke syurgaNya
ุขู ููููููู ูุง ุฑุจّ ุงูุนุงูู ูููู Ditulis oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc, hafizhahullah
Allah akan sibukkan kita dengan urusan anak-anak.
Allah akan sibukkan kita dengan urusan menjalankan perniagaan dan harta.
Allah akan sibukkan kita dengan urusan mengejar karir, pangkat dan jabatan.
Alangkah ruginya karena kesemuanya itu akan kita tinggalkan.
Sekiranya kita mampu bertanya pada orang-orang yang telah pergi terlebih dulu menemui Allah Subhana Wa Ta'alla dan jika mereka diberi peluang untuk hidup sekali lagi, Tentu mereka akan memilih untuk memperbanyak amal ibadah.
Sudah semestinya mereka memilih tidak lagi akan bertarung mati-matian untuk merebut dunia, yang sudah jelas-jelas tidak bisa dibawa mati. Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk menyembah Allah, beramal dan beribadah kepada Allah.
Kita mungkin cemburu apabila melihat orang lain lebih dari kita, dari segi gaji, pangkat, harta, jabatan, rumah besar, mobil mewah.
Kenapa kita tidak pernah cemburu melihat ilmu agama orang lain lebih dari kita. Kita tidak pernah cemburu melihat orang lain lebih banyak amalan dari kita. Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain bangun di sepertiga malam, sholat tahajud dan bermunajat kepada Allah. Kita tidak pernah cemburu apabila melihat orang lain setiap hari sholat subuh berjamaah di masjid dekat rumah kita.
Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain ganti kendaraan dengan yang lebih mewah. Kita cemburu apabila melihat orang lain bisa setiap tahun liburan. Kita hanya cemburu apabila melihat orang lain bergelimang harta, tahta dan Wanita. Cemburu karena dia bisa jadi gubernur, bupati ataupun Walikota. Tetapi jarang kita cemburu apabila melihat orang lain yang bisa khatam Al'Quran sebulan dua kali. kita jarang cemburu apabila melihat mualaf yang Faham isi AlQur'an. Kita jarang cemburu apabila melihat orang lain berbuat untuk menegakkan Akidah Islam. Kita jarang cemburu kepada orang yang berjihad di jalan Allah. Kita jarang cemburu kepada orang yang mewakafkan dirinya dan semua Hartanya dijalan Allah. Setiap kali menyambut hari ulang tahun, kita sibuk mau merayakan sebaik mungkin, tetapi kita telah lupa dengan bertambahnya umur kita. Maka panggilan Illahi makin bertambah dekat. Kita patut bermuhasabah mengenai persiapan ke satu perjalanan yang jauh, yang tidak akan kembali untuk selama-lamanya.
Karena Hidup di dunia menentukan kehidupan yg kekal nanti di akhirat.
Sesungguhnya MATI itu PASTI...
ALAM KUBUR itu BENAR...
HISAB itu BENAR...
MAHSYAR ALLAH itu BENAR...
SYURGA dan NERAKA itu BENAR...
Penyesalan itu selalu terlambat...
Menunda Taubat menunggu usia Tua... Itupun kalau masih sempat... Sebab syarat MATI ngak harus tua, ngak harus sakit ...
Penyelesaian masalah hidup adalah melalui iman dan amal.
Iman sebesar zarrah pun, Allah muliakan dgn syurga 100x dunia"
Lalu mengapa kita tak mau menambah bekal hidup kita dengan Iman, Ibadah dan Amalan baik...??? Mudah-mudahan hidup kita selamat di dunia dan Akhirat dan selalu bermanfaat untuk Ummat dan kita termasuk orang-orang yang Allah ridhoi, untuk masuk ke syurgaNya
ุขู ููููููู ูุง ุฑุจّ ุงูุนุงูู ูููู Ditulis oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc, hafizhahullah
10:47
Langganan:
Postingan (Atom)